SELAMAT DATANG DI WEBSITE CANTIK SEHAT DENGAN HERBAL

Monday, September 21, 2015

DAUN KELOR DAN HIPERTENSI

I.                   SIMPLISIA DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam)
A.    Klasifikasi
Kingdom               : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom          : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi          : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                     : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                     : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas              : Dilleniidae
 Ordo                     : Capparales Famili: Moringaceae Genus: Moringa
Spesies                  : Moringa oleifera Lam

B.     Beragam Nama Kelor
Nama latin : Moringa oleifera Lam

Nama Umum          
Indonesia  : Kelor
Inggris                   : Moringa, Ben-oil tree, Clarifier tree, Drumstick tree



Di Indonesia, tanaman Kelor dikenal dengan berbagai nama. Masyarakat Sulawesi menyebutnya kero, wori, kelo, atau Keloro. Orang-orang Madura menyebutnya maronggih. Di Sunda dan Melayu disebut Kelor. Di Aceh disebut murong. Di Ternate dikenal sebagai kelo. Di Sumbawa disebut kawona. Sedangkan orang-orang Minang mengenalnya dengan nama munggai.


C.    Deskripsi Umum

Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
Kelor merupakan tanaman yang dapat mentolerir berbagai kondisi lingkungan, sehingga mudah tumbuh meski dalam kondisi ekstrim seperti temperatur yang sangat tinggi, di bawah naungan dan dapat bertahan hidup di daerah bersalju ringan. Kelor tahan dalam musim kering yang panjang dan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan tahunan berkisar antara 250 sampai 1500 mm. Meskipun lebih suka tanah kering lempung berpasir atau lempung, tetapi dapat hidup di tanah yang didominasi tanah liat.

Perbanyakan Kelor dapat dilakukan dengan metode penyemaian langsung dengan biji atau menggunakan stek batang. Daun Kelor dapat dipanen setelah tanaman tumbuh 1,5 hingga 2 meter, yang biasanya memakan waktu 3 sampai 6 bulan. Namun dalam budidaya intensif yang bertujuan untuk produksi daunnya, Kelor dipelihara dengan ketinggian tidak lebih dari 1 meter. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik batang daun dari cabang atau dengan memotong cabangnya dengan jarak 20 sampai 40 cm di atas tanah.








D.   
Penyebaran

Kelor merupakan tanaman asli kaki bukit Himalaya Asia selatan, dari timur laut Pakistan (33° N, 73° E), sebelah utara Bengala Barat di India dan timur laut Bangladesh di mana sering ditemukan pada ketinggian 1.400 m dari permukaan laut, di atas tanah aluvial baru atau dekat aliran sungai. (NASIR, E.; ALI, S. I. (eds.), 1972).
Kelor dibudidayakan dan telah beradaptasi dengan baik di luar jangkauan daerah asalnya, termasuk seluruh Asia Selatan, dan di banyak negara Asia Tenggara, Semenanjung Arab, tropis Afrika, Amerika Tengah, Karibia dan tropis Amerika Selatan. Kelor menyebar dan telah menjadi naturalisasi di bagian lain Pakistan, India, dan Nepal, serta di Afghanistan, Bangladesh, Sri Lanka, Asia Tenggara, Asia Barat, Jazirah Arab, Timur dan Afrika Barat, sepanjang Hindia Barat dan selatan Florida, di Tengah dan Selatan Amerika dari Meksiko ke Peru, serta di Brazil dan Paraguay (JAMA, B.; NAIR, P. K. R.; KURIRA, P. W., 1989).

Sebagian besar tumbuh liar, namun seiring dengan menyebarnya informasi tentang manfaat dan khasiatnya, Kelor mulai dibudidayan untuk diambil polong yang dapat dimakan, daun, bunga, akar dan bijinya untuk dibuat minyak, dan digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional di seluruh negara dimana tanaman ini tumbuh dengan baik.
E.     Morfologi
a.      Akar (radix)

Akar tunggang, berwarna putih. Kulit akar berasa pedas dan berbau tajam, dari dalam berwarna kuning pucat, bergaris halus tapi terang dan melintang. Tidak keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam agak berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian besar terpisah. Akar tunggang berwarna putih, membesar seperti lobak.
Akar yang berasal dari biji, akan mengembang menjadi bonggol, membengkak, akar tunggang berwarna putih dan memiliki bau tajam yang khas. Pohon tumbuh dari biji akan memiliki perakaran yang dalam, membentuk akar tunggang yang lebar dan serabut yang tebal. Akar tunggang tidak terbentuk pada pohon yang diperbanyak dengan stek (LAHJIE, A. M.; SIEBERT, B., 1987).

b.      Batang (caulis)
Kelor termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 - 12 meter. Merupakan tumbuhan yang berbatang dan termasuk jenis batang berkayu, sehingga batangnya keras dan kuat. Bentuknya sendiri adalah bulat (teres) dan permukaannya kasar. Arah tumbuhnya lurus ke atas atau biasa yang disebut dengan tegak lurus (erectus). Percabangan pada batangnya merupakan cara percabangan simpodial dimana batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya, batang pokok menghentikan pertumbuhannya atau mungkin kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan cabangnya. Arah percabangannya tegak (fastigiatus) karena sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit lebih serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya.

c.       Daun (folium)
Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus.

Merupakan jenis daun bertangkai karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih, menebal pada pangkalnya dan permukaannya halus. Bangun daunnya berbentuk bulat atau bundar (orbicularis), pangkal daunnya tidak bertoreh dan termasuk ke dalam bentuk bangun bulat telur. Ujung dan pangkal daunnya membulat (rotundatus) diamana ujungnya tumpul dan tidak membentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur.
Susunan tulang daunnya menyirip (penninervis), dimana daun Kelor mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun.
Selain itu, dari ibu tulang itu ke arah samping keluar tulang–tulang cabang, sehingga susunannya seperti sirip–sirip pada ikan. Kelor mempunyai tepi daun yang rata (integer) dan helaian daunnya tipis dan lunak. Berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaannya licin (laevis) dan berselaput lilin (pruinosus). Merupakan daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna.

d.      Bunga
Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan terkumpul dalam pucuk lembaga di bagian ketiak dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Malai terkulai 10 – 15 cm, memiliki 5 kelopak yang mengelilingi 5 benang sari dan 5 staminodia. Bunga Kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak.

e.       Buah atau Polong

Kelor berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Buah atau polong Kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa) dengan panjang 20 - 60 cm, ketika muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, biji didalam polong berbentuk bulat, ketika muda berwarna hijau terang dan berubah berwarna coklat kehitaman ketika polong matang dan kering. Ketika kering polong membuka menjadi 3 bagian. Dalam setiap polong rata-rata berisi antara 12 dan 35 biji.

f.       Biji

Biji berbentuk bulat dengan lambung semi-permeabel berwarna kecoklatan. Lambung sendiri memiliki tiga sayap putih yang menjalar dari atas ke bawah. Setiap pohon dapat menghasilkan antara 15.000 dan 25.000 biji/tahun. Berat rata-rata per biji adalah 0,3 g. (Makkar dan Becker, 1997).
F.     Indikasi

Adapun indikasi dari Moringa oliefera adalah sebagai berikut:

G.    Kontra Indikasi
Belum diketahui





H.    Kandungan Kimia
Kandungan kimia dalam daun kelor banyak macamnya.
I.      


II.                Moringa Olifiera Dalam Mencegah Hipertensi
a.      Kandungan Kimia
Tetapi yang menunjukan efikasi terhadap hipertensi adalah Niazimin A, niazimin B dan 4-[(4’-Oasetil-ɑ-1-rhamnosiloksil)benzil)isothiosianat dari ekstrak etanol dari daun  M. Oleifera menunjukan kemampuan aktivitas ipotensif. Adapun kadar yang ditunjukan adalah sebesar 3%.

b.      Mekanisme Kerja
Berikut adalah gambar mekanisme kerja efek antihipertensi


Sirkulasi aliran darah dalam tubuh kita memberikan tekanan pada dinding pembuluh darah. Tekanan darah yang tepat pada pembuluh darah sangat penting, sering disebut sebagai salah satu dari tanda-tanda vital kita. Tekanan darah cenderung meningkat sejalan dengan usia. Sebenarnya, gaya hidup sehat sangat membantu mencegah kenaikan tekanan darah.
Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, penyakit ginjal, dan stroke. Hal ini sangat berbahaya karena sering tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala terlebih dahulu. Terlepas dari ras, usia, atau jenis kelamin, siapa pun bisa mengalami tekanan darah tinggi. Diperkirakan bahwa satu dari setiap empat orang dewasa Amerika memiliki tekanan darah tinggi. Setelah tekanan darah tinggi berkembang, biasanya akan berlangsung seumur hidup.
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko yang paling penting untuk stroke. Tekanan yang sangat tinggi dapat menyebabkan pembekuan dalam pembuluh darah yang melemah, yang kemudian mengalami pendarahan di otak dan hal ini dapat menyebabkan stroke. Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan pembuluh darah di mata pecah dan mengalami pendarahan. Penglihatan dapat menjadi kabur atau terganggu dan dapat menyebabkan kebutaan.
Sejalan dengan pertambahan usia, arteri di seluruh tubuh “mengeras”, terutama di jantung, otak, dan ginjal. Tekanan darah tinggi dikaitkan dengan arteri yang "kaku" sehingga menyebabkan jantung dan ginjal harus bekerja lebih keras. Ginjal berfungsi sebagai filter untuk membersihkan tubuh dari limbah. Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat mempersempit dan mengentalkan pembuluh darah dari ginjal. Ginjal menjadi kurang cairan, dan limbah menumpuk dalam darah karena fungsi ginjal untuk menyaring tidak berjalan dengan baik dan terjadi apa yang disebut gagal Ginjal.
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama untuk serangan jantung. Arteri membawa oksigen dalam darah ke otot jantung. Jika jantung tidak bisa mendapatkan oksigen yang cukup, nyeri dada yang dikenal sebagai angina, dapat terjadi. Jika aliran darah tersumbat, maka akan terjadi serangan jantung. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko nomor satu untuk gagal jantung kongestif (CHF). CHF adalah kondisi serius di mana jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memasok kebutuhan tubuh.
Nutrisi penting yang dibutuhkan oleh seseorang yang menderita tekanan darah tinggi ditemukan secara alami dalam tanaman Kelor. Arginine merupakan asam amino yang ditemukan dalam tanaman Kelor dan dikenal untuk menyeimbangkan tekanan darah. Kalsium, Magnesium, Kalium, Seng, dan Vitamin E juga ditemukan pada Kelor. Kelor mengandung seluruh nutrisi yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan tekanan darah. Kalsium dibutuhkan untuk relaksasi otot polos dan kontraksi, peningkatan konsumsi kalsium dapat memiliki efek langsung pada pembuluh darah. Penelitian telah menemukan bahwa dibandingkan dengan suplemen, kalsium memiliki dua kali manfaat bagi tekanan darah. Kalsium dari sumber sintetik dapat menyebabkan batu ginjal. Kelor mengandung Kalsium 17 kali lebih banyak dibanding susu. Kelor mengandung kalium 15 kali lebih banyak dari pisang. Kandungan kalium yang tinggi cenderung menurunkan kandungan sodium. Kalium bekerja dengan cara meningkatkan ekskresi natrium dalam urin, yang membantu melebarkan pembuluh darah, dan mengubah interaksi hormon yang mempengaruhi tekanan darah.
Makanan yang mengandung magnesium tinggi sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi, kemungkinan besar dengan berkontribusi terhadap relaksasi otot polos pembuluh darah. Kelor juga mengandung magnesium bersama dengan zinc dan vitamin E yang mengambil bagian dalam mengurangi tekanan darah bersama dengan nutrisi lainnya. Kelor mengandung 384 mg magnesium dalam 100 gram tepung daun dan 2,2 kali lebih banyak bioavailable serta mengandung Zinc, 6 kali lebih banyak dibanding almond dan 6,46 kali lebih banyak diserap ke dalam darah.
Moringa oleifera (MO) merupakan kelompok dari genus Moringaceae. MO mengandung beberapa fitokimia yang sangat menarik untuk dikaji untuk kebutuhan medik. Daun MO mengandung glikosida nitril seperti niazirin A dan niazirinin B, dan glikosida mustard oil seperti 4 - [(4'-O-asetil-L-alpha-rhamnosyloxy)-benzil] isothiocyanate, niaziminin A, dan niaziminin B. Glikosida ini dilaporkan memiliki aktifitas hipotensi dan aktivitas antioksidan. Studi Hewan secara in vivo merupakan metode yang tepat untuk menunjukkan bahwa pemberian ekstrak dari MO selama dua minggu menaikan level nilai dari glutathione (GSH) dalam hati dan mencegah acetaminopheninduced kerusakan hati. Niaziridin, suatu nitril glikosida, adalah bioenhancer untuk obat-obatan dan nutrisi, termasuk vitamin A dan C. Secara klinis, co-administrasi niaziridin berguna untuk mengurangi toksisitas obat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini kami berusaha untuk menentukan sifat obat dari ekstrak MO.
Pulmonary hypertension (PH), yang parah dan penyakit lifethreatening pada manusia, ditandai dengan signifikan peningkatan tekanan darah arteri paru (PPA). Untuk menyelidiki penyakit ini, model hewan PH yang disebabkan oleh paparan hipoksia kronis atau monocrotaline (MCT) dari pencatatan yang telah dikumpulkan. MCT adalah alkaloid pyrrolizidine yang dimetabolisme di hati menghasilkan metabolit beracun.
Cedera endotel paru jelas dalam satu minggu dari pencatatan MCT. Patologis lesi menginduksi proliferasi sel otot polos cabang arteri paru. Renovasi adalah Langkah penting dalam pengembangan PH sehalus proliferasi otot meningkatkan daya tahan dalam sirkulasi paru-paru untuk meningkatkan PPA. Ppa secara signifikan meningkat dua minggu setelah perawatan MCT dan lebih parah tiga minggu pasca-MCT. Secara jangka panjang tingkat elevasi PPA mengarah ke kanan kompensasi hipertrofi ventrikel.
Analisis homogenat jaringan paru-paru telah menunjukkan bahwa reaktifitas oksigen spesies berkontribusi terhadap pembuatan PH. Reduksi dari produksi reaktif oksigen spesies, baik pada periode awal atau akhir MCT-induced PH, berhasil dilemahkan oleh pengembangan PH.. Efek ini mencerminkan fakta penangkap oksigen radikal yang efektif baik di pencegahan atau pengobatan PH. Pertimbangan utama pengobatan klinis PH wajib berada di vasodilatasi. Banyak dari vasodilator yang berguna untuk sistem hipertensi pada PH.
Menghirup gas oksida nitrat adalah terapi klinis yang umum untuk PH, tetapi toleransi oleh pasien yang buruk. PH belum dipahami dengan baik dan tidak mudah terdeteksi atau diobati. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan pengobatan yang berguna untuk PH. Mengingat peran spesies oksigen reaktif di PH dan meningkatkan sifat antioksidan dan vasodilatory dari ekstrak MO, hipotesis bahwa ekstrak MO bisa melawan pengembangan PH.


c.       Uji Antihipertensi dengan simplisia Moringa oliefera 
a.      Tekhnik In Vitro
Sebuah jurnal melakukan isolasi konstituen dari beberapa tanaman dengan penjelasan atau anjuran untuk keperluan antihipertensi, spasmolitik atau aktivitas diuretik diuji dalam in vitro pada sampel otot papiler babi-guinea untuk kemungkinan aktivitas blokir saluran kalsium. Di antara senyawa terisolasi beberapa phenylpropanoids minyak esensial (misalnya apiol), mono-dan seskuiterpen turunan (misalnya bisabolol-oksida A), naphthoquinones (misalnya juglone, 7-methyljuglone, plumbagin, konstituen bawang putih), beberapa fenolat dan alkaloid menunjukkan baik untuk aktivitas moderat (ICso :15-10011M). Beberapa senyawa diuji menyebabkan durasi lama kontraksi, menunjukkan Efek tambahan blokir ion K+. (Wang, 1999)
Akhirnya, berbagai konstituen dengan aktivitas antihipertensi diisolasi dari Artemisia scoparia (Gilani et al.,1994) dan Moringa oleifera (Faizi et al, 1994., 1995) yang mana mekanisme blokir saluran kalsium anya dapat disarankkan tetapi tidak memiliki nilai. Sebuah review di Ca-antagonis diisolasi dari tanaman telah ditulis oleh (Vuorela 1997).

b.      Tekhnik In Vivo
Tujuan dari penelitian ini adalah memeriksa efek dari ekstrak MO pada MCT-diinduksi PH. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak MO melemahkan PH di tikus melalui peningkatan aktivitas antioksidan. Sejauh kita menyadari, laporan ini adalah yang pertama untuk menunjukkan yang farmakologis manfaat dari ekstrak MO PH.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak dari Moringa oleifera (MO) pada pengembangan monocrotaline hipertensi (MCT)-induksi paru (PH) pada tikus galur Wistar. Sebuah ekstraksi etanol dilakukan pada daun MO kering, dan analisis dilakukan dengan menggunakan instrumen  HPLC, hasilnya senyawa yang terdeteksi adalah niaziridin dan niazirin dalam ekstrak. PH diinduksi dengan injeksi subkutan tunggal MCT (60 mg / kg) yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah arteri paru (PPA) dan penebalan lapisan medial arteri paru pada tikus. Tiga minggu setelah induksi, dari hasil catatan penelitian toksisitas akut ekstrak MO ke tikus nilai Ppa  menurun dengan relasi nilai dosis, yang mencapai signifikansi statistik dengan dosis 4,5 mg beku-kering ekstrak per kg berat badan tikus. Penurunan PPA menyarankan  bahwa ekstrak langsung dapat membuat efek rileks pada arteri paru. Dari hasil pencatatan uji toksisitas kronis efek ekstrak MO pada PH, kontrol, dan MCT MCT + MO kelompok yang ditunjuk. Tikus pada kelompok kontrol menerima suntikan saline, MCT dan MCT + MO kelompok menerima MCT untuk menginduksi PH. Selama minggu ketiga setelah perrlakuan kelompok  MCT MCT, MCT + MO menerima setiap hari pelakuan i.p. suntikan ekstrak MO (4,5 mg beku-kering ekstrak / kg berat badan). Dibandingkan kelompok kontrol, kelompok MCT memiliki  nilai Ppa yang tinggi dan ketebalan lapisan dalam arteri paru-paru. Perlakuan uji kronis dengan ekstrak MO terbalik dengan perubahan induksi MCT. Selain itu, MCT kelompok memiliki ketinggian signifikan dalam aktivitas superoksida dismutase ketika dinormalisasi oleh ekstrak MO perawatan. Sebagai kesimpulan, MO ekstrak berhasil menurunkan PH melalui direct vasodilatasi dan peningkatan potensi aktivitas antioksidan.

Metode yang digunakan adalah dengan uji toksisitas akut dan toksisitas kronis.
Berikut adalah hasil pengujianGambar arteri dari kelompok tikus yang dibedah. Tiga kelompok tersebut adalah kelompok kontol, kelompok induksi MCT+MO, dan kelompok induksi MO. Fotomikrograf tersebut menunjukan efek vesodilitas dari arteri PH.
             

Berikut adalah fotomikrograf dari lapisan otot sampel, dimana gambar pertama merupakan kontrol, yang kedua merupakan sampel otot yang diinduksi oleh MCT, dan yang ke tiga adalah sampel otot yang di induksi senyawa MCT dan MO.

secara grafik ketebalan paru-paru juga terlihat. Ketika tikus galur wistar diinduksi dengan MCT maka penebalan terebut yang menyebabkan tekanan darah semakin kuat yang menyebabkan awal mula penyakit hipertensi. Tetapi ketika dilakukan induksi MO pada sazmpel ketiga , ketebalan arteri pulmonalisnya menurun sehingga efek dari MO dapat dikatakan antihipertensi.

1 comments:

  1. Bet365 Casino Review 2021 - DrmCD
    We 삼척 출장샵 reviewed 충청북도 출장안마 Bet365 보령 출장마사지 Casino and gave 전주 출장마사지 it a score of 91 out of 95 and that means a good gaming experience for the 수원 출장마사지 casino. For every $10 that is spent on  Rating: 9.2/10 · ‎Review by Dr

    ReplyDelete

 

Blogger news

Blogroll

About