I.
SIMPLISIA DAUN KELOR (Moringa
oleifera Lam)
A.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping
dua/dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo :
Capparales Famili: Moringaceae Genus: Moringa
Spesies :
Moringa oleifera Lam
B.
Beragam
Nama Kelor
Nama latin : Moringa oleifera Lam
Nama Umum
Indonesia : Kelor
Inggris : Moringa, Ben-oil tree, Clarifier tree, Drumstick
tree
Di Indonesia, tanaman Kelor
dikenal dengan berbagai nama. Masyarakat Sulawesi menyebutnya kero, wori, kelo,
atau Keloro. Orang-orang Madura menyebutnya maronggih. Di Sunda dan Melayu
disebut Kelor. Di Aceh disebut murong. Di Ternate dikenal sebagai kelo. Di
Sumbawa disebut kawona. Sedangkan orang-orang Minang mengenalnya dengan nama
munggai.
C.
Deskripsi
Umum
Kelor
(Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan
tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit
tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring,
cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Perbanyakan bisa secara generatif (biji)
maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi
sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau
pagar di halaman rumah atau ladang.
Kelor
merupakan tanaman yang dapat mentolerir berbagai kondisi lingkungan, sehingga
mudah tumbuh meski dalam kondisi ekstrim seperti temperatur yang sangat tinggi,
di bawah naungan dan dapat bertahan hidup di daerah bersalju ringan. Kelor
tahan dalam musim kering yang panjang dan tumbuh dengan baik di daerah dengan
curah hujan tahunan berkisar antara 250 sampai 1500 mm. Meskipun lebih suka
tanah kering lempung berpasir atau lempung, tetapi dapat hidup di tanah yang
didominasi tanah liat.
Perbanyakan
Kelor dapat dilakukan dengan metode penyemaian langsung dengan biji atau
menggunakan stek batang. Daun Kelor dapat dipanen setelah tanaman tumbuh 1,5
hingga 2 meter, yang biasanya memakan waktu 3 sampai 6 bulan. Namun dalam
budidaya intensif yang bertujuan untuk produksi daunnya, Kelor dipelihara
dengan ketinggian tidak lebih dari 1 meter. Pemanenan dilakukan dengan cara
memetik batang daun dari cabang atau dengan memotong cabangnya dengan jarak 20
sampai 40 cm di atas tanah.
D.
Penyebaran
Penyebaran
Kelor
merupakan tanaman asli kaki bukit Himalaya Asia selatan, dari timur laut
Pakistan (33° N, 73° E), sebelah utara Bengala Barat di India dan timur laut
Bangladesh di mana sering ditemukan pada ketinggian 1.400 m dari permukaan
laut, di atas tanah aluvial baru atau dekat aliran sungai. (NASIR, E.; ALI, S.
I. (eds.), 1972).
Kelor
dibudidayakan dan telah beradaptasi dengan baik di luar jangkauan daerah
asalnya, termasuk seluruh Asia Selatan, dan di banyak negara Asia Tenggara,
Semenanjung Arab, tropis Afrika, Amerika Tengah, Karibia dan tropis Amerika
Selatan. Kelor menyebar dan telah menjadi naturalisasi di bagian lain Pakistan,
India, dan Nepal, serta di Afghanistan, Bangladesh, Sri Lanka, Asia Tenggara,
Asia Barat, Jazirah Arab, Timur dan Afrika Barat, sepanjang Hindia Barat dan
selatan Florida, di Tengah dan Selatan Amerika dari Meksiko ke Peru, serta di
Brazil dan Paraguay (JAMA, B.; NAIR, P. K. R.; KURIRA, P. W., 1989).
Sebagian besar
tumbuh liar, namun seiring dengan menyebarnya informasi tentang manfaat dan
khasiatnya, Kelor mulai dibudidayan untuk diambil polong yang dapat dimakan,
daun, bunga, akar dan bijinya untuk dibuat minyak, dan digunakan secara luas
dalam pengobatan tradisional di seluruh negara dimana tanaman ini tumbuh dengan
baik.
E. Morfologi
a. Akar (radix)
Akar yang
berasal dari biji, akan mengembang menjadi bonggol, membengkak, akar tunggang
berwarna putih dan memiliki bau tajam yang khas. Pohon tumbuh dari biji akan
memiliki perakaran yang dalam, membentuk akar tunggang yang lebar dan serabut
yang tebal. Akar tunggang tidak terbentuk pada pohon yang diperbanyak dengan
stek (LAHJIE, A. M.; SIEBERT, B., 1987).
b.
Batang (caulis)
Kelor termasuk
jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 - 12 meter.
Merupakan tumbuhan yang berbatang dan termasuk jenis batang berkayu, sehingga
batangnya keras dan kuat. Bentuknya sendiri adalah bulat (teres) dan
permukaannya kasar. Arah tumbuhnya lurus ke atas atau biasa yang disebut dengan
tegak lurus (erectus). Percabangan pada batangnya merupakan cara percabangan
simpodial dimana batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan
selanjutnya, batang pokok menghentikan pertumbuhannya atau mungkin kalah besar
dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan cabangnya. Arah percabangannya
tegak (fastigiatus) karena sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga
arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit lebih serong ke atas,
tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya.
c.
Daun (folium)
Merupakan
jenis daun bertangkai karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja.
Tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih, menebal pada
pangkalnya dan permukaannya halus. Bangun daunnya berbentuk bulat atau bundar
(orbicularis), pangkal daunnya tidak bertoreh dan termasuk ke dalam bentuk
bangun bulat telur. Ujung dan pangkal daunnya membulat (rotundatus) diamana
ujungnya tumpul dan tidak membentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun
merupakan semacam suatu busur.
Susunan
tulang daunnya menyirip (penninervis), dimana daun Kelor mempunyai satu ibu
tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun.
Selain itu, dari
ibu tulang itu ke arah samping keluar tulang–tulang cabang, sehingga susunannya
seperti sirip–sirip pada ikan. Kelor mempunyai tepi daun yang rata (integer)
dan helaian daunnya tipis dan lunak. Berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaannya
licin (laevis) dan berselaput lilin (pruinosus). Merupakan daun majemuk
menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna.
d.
Bunga
Bunga muncul di
ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem,
menebar aroma khas. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan terkumpul dalam
pucuk lembaga di bagian ketiak dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau.
Malai terkulai 10 – 15 cm, memiliki 5 kelopak yang mengelilingi 5 benang sari
dan 5 staminodia. Bunga Kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak.
e.
Buah atau Polong
Kelor berbuah
setelah berumur 12 - 18 bulan. Buah atau polong Kelor berbentuk segi tiga
memanjang yang disebut klentang (Jawa) dengan panjang 20 - 60 cm, ketika muda
berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, biji didalam polong berbentuk
bulat, ketika muda berwarna hijau terang dan berubah berwarna coklat kehitaman
ketika polong matang dan kering. Ketika kering polong membuka menjadi 3 bagian.
Dalam setiap polong rata-rata berisi antara 12 dan 35 biji.
f.
Biji
Biji berbentuk
bulat dengan lambung semi-permeabel berwarna kecoklatan. Lambung sendiri
memiliki tiga sayap putih yang menjalar dari atas ke bawah. Setiap pohon dapat
menghasilkan antara 15.000 dan 25.000 biji/tahun. Berat rata-rata per biji
adalah 0,3 g. (Makkar dan Becker, 1997).
F. Indikasi
Adapun indikasi dari Moringa oliefera adalah sebagai berikut:
G. Kontra Indikasi
Belum diketahui
H. Kandungan Kimia
Kandungan kimia dalam daun kelor banyak macamnya.
I.
II.
Moringa Olifiera Dalam Mencegah
Hipertensi
a. Kandungan
Kimia
Tetapi yang menunjukan efikasi terhadap hipertensi
adalah Niazimin
A, niazimin B dan 4-[(4’-Oasetil-ɑ-1-rhamnosiloksil)benzil)isothiosianat dari
ekstrak etanol dari daun M. Oleifera
menunjukan kemampuan aktivitas ipotensif. Adapun kadar yang ditunjukan adalah
sebesar 3%.
b. Mekanisme
Kerja
Berikut adalah gambar mekanisme kerja efek
antihipertensi
Sirkulasi
aliran darah dalam tubuh kita memberikan tekanan pada dinding pembuluh darah.
Tekanan darah yang tepat pada pembuluh darah sangat penting, sering disebut
sebagai salah satu dari tanda-tanda vital kita. Tekanan darah cenderung
meningkat sejalan dengan usia. Sebenarnya, gaya hidup sehat sangat membantu
mencegah kenaikan tekanan darah.
Tekanan
darah tinggi meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, penyakit ginjal, dan
stroke. Hal ini sangat berbahaya karena sering tidak menunjukkan tanda-tanda atau
gejala terlebih dahulu. Terlepas dari ras, usia, atau jenis kelamin, siapa pun
bisa mengalami tekanan darah tinggi. Diperkirakan bahwa satu dari setiap empat
orang dewasa Amerika memiliki tekanan darah tinggi. Setelah tekanan darah
tinggi berkembang, biasanya akan berlangsung seumur hidup.
Tekanan
darah tinggi merupakan faktor risiko yang paling penting untuk stroke. Tekanan
yang sangat tinggi dapat menyebabkan pembekuan dalam pembuluh darah yang
melemah, yang kemudian mengalami pendarahan di otak dan hal ini dapat
menyebabkan stroke. Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan pembuluh darah
di mata pecah dan mengalami pendarahan. Penglihatan dapat menjadi kabur atau
terganggu dan dapat menyebabkan kebutaan.
Sejalan
dengan pertambahan usia, arteri di seluruh tubuh “mengeras”, terutama di
jantung, otak, dan ginjal. Tekanan darah tinggi dikaitkan dengan arteri yang
"kaku" sehingga menyebabkan jantung dan ginjal harus bekerja lebih
keras. Ginjal berfungsi sebagai filter untuk membersihkan tubuh dari limbah.
Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat mempersempit dan mengentalkan
pembuluh darah dari ginjal. Ginjal menjadi kurang cairan, dan limbah menumpuk
dalam darah karena fungsi ginjal untuk menyaring tidak berjalan dengan baik dan
terjadi apa yang disebut gagal Ginjal.
Tekanan
darah tinggi merupakan faktor risiko utama untuk serangan jantung. Arteri
membawa oksigen dalam darah ke otot jantung. Jika jantung tidak bisa
mendapatkan oksigen yang cukup, nyeri dada yang dikenal sebagai angina, dapat
terjadi. Jika aliran darah tersumbat, maka akan terjadi serangan jantung.
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko nomor satu untuk gagal jantung
kongestif (CHF). CHF adalah kondisi serius di mana jantung tidak dapat memompa
cukup darah untuk memasok kebutuhan tubuh.
Nutrisi
penting yang dibutuhkan oleh seseorang yang menderita tekanan darah tinggi
ditemukan secara alami dalam tanaman Kelor. Arginine merupakan asam amino yang
ditemukan dalam tanaman Kelor dan dikenal untuk menyeimbangkan tekanan darah.
Kalsium, Magnesium, Kalium, Seng, dan Vitamin E juga ditemukan pada Kelor.
Kelor mengandung seluruh nutrisi yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan tekanan
darah. Kalsium dibutuhkan untuk relaksasi otot polos dan kontraksi, peningkatan
konsumsi kalsium dapat memiliki efek langsung pada pembuluh darah. Penelitian
telah menemukan bahwa dibandingkan dengan suplemen, kalsium memiliki dua kali
manfaat bagi tekanan darah. Kalsium dari sumber sintetik dapat menyebabkan batu
ginjal. Kelor mengandung Kalsium 17 kali lebih banyak dibanding susu. Kelor
mengandung kalium 15 kali lebih banyak dari pisang. Kandungan kalium yang
tinggi cenderung menurunkan kandungan sodium. Kalium bekerja dengan cara
meningkatkan ekskresi natrium dalam urin, yang membantu melebarkan pembuluh
darah, dan mengubah interaksi hormon yang mempengaruhi tekanan darah.
Makanan
yang mengandung magnesium tinggi sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi,
kemungkinan besar dengan berkontribusi terhadap relaksasi otot polos pembuluh
darah. Kelor juga mengandung magnesium bersama dengan zinc dan vitamin E yang
mengambil bagian dalam mengurangi tekanan darah bersama dengan nutrisi lainnya.
Kelor mengandung 384 mg magnesium dalam 100 gram tepung daun dan 2,2 kali lebih
banyak bioavailable serta mengandung Zinc, 6 kali lebih banyak dibanding almond
dan 6,46 kali lebih banyak diserap ke dalam darah.
Moringa
oleifera (MO) merupakan kelompok dari genus Moringaceae. MO mengandung beberapa
fitokimia yang sangat menarik untuk dikaji untuk kebutuhan medik. Daun MO
mengandung glikosida nitril seperti niazirin A dan niazirinin B, dan glikosida
mustard oil seperti 4 - [(4'-O-asetil-L-alpha-rhamnosyloxy)-benzil]
isothiocyanate, niaziminin A, dan niaziminin B. Glikosida ini dilaporkan
memiliki aktifitas hipotensi dan aktivitas antioksidan. Studi Hewan secara in
vivo merupakan metode yang tepat untuk menunjukkan bahwa pemberian ekstrak dari
MO selama dua minggu menaikan level nilai dari glutathione (GSH) dalam hati dan
mencegah acetaminopheninduced kerusakan hati. Niaziridin, suatu nitril
glikosida, adalah bioenhancer untuk obat-obatan dan nutrisi, termasuk vitamin A
dan C. Secara klinis, co-administrasi niaziridin berguna untuk mengurangi
toksisitas obat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini kami berusaha untuk
menentukan sifat obat dari ekstrak MO.
Pulmonary
hypertension (PH), yang parah dan penyakit lifethreatening pada manusia,
ditandai dengan signifikan peningkatan tekanan darah arteri paru (PPA). Untuk
menyelidiki penyakit ini, model hewan PH yang disebabkan oleh paparan hipoksia
kronis atau monocrotaline (MCT) dari pencatatan yang telah dikumpulkan. MCT
adalah alkaloid pyrrolizidine yang dimetabolisme di hati menghasilkan metabolit
beracun.
Cedera
endotel paru jelas dalam satu minggu dari pencatatan MCT. Patologis lesi
menginduksi proliferasi sel otot polos cabang arteri paru. Renovasi adalah Langkah
penting dalam pengembangan PH sehalus proliferasi otot meningkatkan daya tahan
dalam sirkulasi paru-paru untuk meningkatkan PPA. Ppa secara signifikan meningkat
dua minggu setelah perawatan MCT dan lebih parah tiga minggu pasca-MCT. Secara
jangka panjang tingkat elevasi PPA mengarah ke kanan kompensasi hipertrofi
ventrikel.
Analisis
homogenat jaringan paru-paru telah menunjukkan bahwa reaktifitas oksigen spesies
berkontribusi terhadap pembuatan PH. Reduksi dari produksi reaktif oksigen
spesies, baik pada periode awal atau akhir MCT-induced PH, berhasil dilemahkan
oleh pengembangan PH.. Efek ini mencerminkan fakta penangkap oksigen radikal
yang efektif baik di pencegahan atau pengobatan PH. Pertimbangan utama
pengobatan klinis PH wajib berada di vasodilatasi. Banyak dari vasodilator yang
berguna untuk sistem hipertensi pada PH.
Menghirup
gas oksida nitrat adalah terapi klinis yang umum untuk PH, tetapi toleransi
oleh pasien yang buruk. PH belum dipahami dengan baik dan tidak mudah
terdeteksi atau diobati. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menemukan pengobatan yang berguna untuk PH. Mengingat peran
spesies oksigen reaktif di PH dan meningkatkan sifat antioksidan dan
vasodilatory dari ekstrak MO, hipotesis bahwa ekstrak MO bisa melawan pengembangan
PH.
c. Uji
Antihipertensi dengan simplisia Moringa oliefera
a. Tekhnik
In Vitro
Sebuah
jurnal melakukan isolasi konstituen dari beberapa tanaman dengan penjelasan
atau anjuran untuk keperluan antihipertensi, spasmolitik atau aktivitas
diuretik diuji dalam in vitro pada sampel otot papiler babi-guinea untuk
kemungkinan aktivitas blokir saluran kalsium. Di antara senyawa terisolasi
beberapa phenylpropanoids minyak esensial (misalnya apiol), mono-dan
seskuiterpen turunan (misalnya bisabolol-oksida A), naphthoquinones (misalnya
juglone, 7-methyljuglone, plumbagin, konstituen bawang putih), beberapa fenolat
dan alkaloid menunjukkan baik untuk aktivitas moderat (ICso :15-10011M).
Beberapa senyawa diuji menyebabkan durasi lama kontraksi, menunjukkan Efek
tambahan blokir ion K+. (Wang, 1999)
Akhirnya,
berbagai konstituen dengan aktivitas antihipertensi diisolasi dari Artemisia
scoparia (Gilani et al.,1994) dan Moringa oleifera (Faizi et al, 1994., 1995)
yang mana mekanisme blokir saluran kalsium anya dapat disarankkan tetapi tidak
memiliki nilai. Sebuah review di Ca-antagonis diisolasi dari tanaman telah
ditulis oleh (Vuorela 1997).
b. Tekhnik
In Vivo
Tujuan
dari penelitian ini adalah memeriksa efek dari ekstrak MO pada MCT-diinduksi
PH. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak MO melemahkan PH di tikus melalui
peningkatan aktivitas antioksidan. Sejauh kita menyadari, laporan ini adalah
yang pertama untuk menunjukkan yang farmakologis manfaat dari ekstrak MO PH.
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak dari Moringa oleifera
(MO) pada pengembangan monocrotaline hipertensi (MCT)-induksi paru (PH) pada
tikus galur Wistar. Sebuah ekstraksi etanol dilakukan pada daun MO kering, dan
analisis dilakukan dengan menggunakan instrumen
HPLC, hasilnya senyawa yang terdeteksi adalah niaziridin dan niazirin dalam
ekstrak. PH diinduksi dengan injeksi subkutan tunggal MCT (60 mg / kg) yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah arteri paru (PPA) dan penebalan lapisan
medial arteri paru pada tikus. Tiga minggu setelah induksi, dari hasil catatan
penelitian toksisitas akut ekstrak MO ke tikus nilai Ppa menurun dengan relasi nilai dosis, yang
mencapai signifikansi statistik dengan dosis 4,5 mg beku-kering ekstrak per kg
berat badan tikus. Penurunan PPA menyarankan bahwa ekstrak langsung dapat membuat efek
rileks pada arteri paru. Dari hasil pencatatan uji toksisitas kronis efek
ekstrak MO pada PH, kontrol, dan MCT MCT + MO kelompok yang ditunjuk. Tikus
pada kelompok kontrol menerima suntikan saline, MCT dan MCT + MO kelompok
menerima MCT untuk menginduksi PH. Selama minggu ketiga setelah perrlakuan
kelompok MCT MCT, MCT + MO menerima
setiap hari pelakuan i.p. suntikan ekstrak MO (4,5 mg beku-kering ekstrak / kg
berat badan). Dibandingkan kelompok kontrol, kelompok MCT memiliki nilai Ppa yang tinggi dan ketebalan lapisan
dalam arteri paru-paru. Perlakuan uji kronis dengan ekstrak MO terbalik dengan
perubahan induksi MCT. Selain itu, MCT kelompok memiliki ketinggian signifikan
dalam aktivitas superoksida dismutase ketika dinormalisasi oleh ekstrak MO perawatan.
Sebagai kesimpulan, MO ekstrak berhasil menurunkan PH melalui direct vasodilatasi
dan peningkatan potensi aktivitas antioksidan.
Metode yang digunakan adalah dengan uji toksisitas akut dan toksisitas kronis.
Berikut
adalah hasil pengujianGambar arteri dari kelompok tikus yang dibedah. Tiga
kelompok tersebut adalah kelompok kontol, kelompok induksi MCT+MO, dan kelompok
induksi MO. Fotomikrograf tersebut menunjukan efek vesodilitas dari arteri PH.
Berikut adalah fotomikrograf dari lapisan otot sampel, dimana gambar pertama merupakan kontrol, yang kedua merupakan sampel otot yang diinduksi oleh MCT, dan yang ke tiga adalah sampel otot yang di induksi senyawa MCT dan MO.
secara grafik ketebalan paru-paru
juga terlihat. Ketika tikus galur wistar diinduksi dengan MCT maka penebalan
terebut yang menyebabkan tekanan darah semakin kuat yang menyebabkan awal mula
penyakit hipertensi. Tetapi ketika dilakukan induksi MO pada sazmpel ketiga ,
ketebalan arteri pulmonalisnya menurun sehingga efek dari MO dapat dikatakan
antihipertensi.
Bet365 Casino Review 2021 - DrmCD
ReplyDeleteWe 삼척 출장샵 reviewed 충청북도 출장안마 Bet365 보령 출장마사지 Casino and gave 전주 출장마사지 it a score of 91 out of 95 and that means a good gaming experience for the 수원 출장마사지 casino. For every $10 that is spent on Rating: 9.2/10 · Review by Dr