A. PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Mekanisme
yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
gejalahipertensi.com
Pada
saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk
pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (
Brunner & Suddarth, 2002 ).
B. TANDA
DAN GEJALA HIPERTENSI
Tanda
dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : ( Edward K Chung, 1995 )
1.
Tidak ada gejala
Tidak
ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak terukur.
2.
Gejala yang lazim
Sering
dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Berikut ini adalah
beberapa faktor yang termasuk ke dalam patofisiologi hipertensi:
a.
Faktor Genetik
Seseorang dengan riwayat hipertensi
dalam keluarganya akan memiliki kecenderungan lebih besar menderita hipertensi
b.
Lingkungan Janin
Bayi yang lahir dengan berat badan
kurang karena kurang gizi selama kehamilan maka lebih besar kemungkinannya
untuk menderita hipertensi.
c.
Peningkatan aktifitas sistem syaraf
simpatis
Peningkatan aktifitas syaraf simpatis
akan menyebabkan denyut jantung dan kontraktilitas jantung meningkat sehingga
menyebabkan tekanan darah meningkat.
d.
Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
Ginjal memproduksi renin yang
mengkatalisa langkah pertama dari urutan kejadian yang menghasilkan angiotensin
II. Dimana angiotensin II memiliki efek meningkatkan tekanan darah.
e.
Retensi natrium oleh ginjal
Ginjal menahan natrium secara
berlebihan. Kelebihan natrium terlibat dalam meningkatkan tekanan darah.
f.
Hipertrofi pembuluh darah
Pembuluh darah yang secara terus menerus
terpapar tekanan darah tinggi akan mengalami hipertrofi atau penebalan sebagai
mekanisme adaptasi terhadap tekanan darah tingi. Akibatnya tekanan darah akan
tetap tinggi.
g.
Penurunan aktivitas sistem vasodilatasi
Penurunan aktivitas sistem vasodilatasi
atau sistem yang mengatur relaksasi pembuluh darah disebabkan karena gangguan
pembentukan bradikinin yang bersifat vasodilator.
h.
Hiperinsulinemia
Hiperinsulinemia menyebabkan
vasokonstriksi atau penegangan pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat.
i.
Disfungsi Endotel
Endotel pembuluh darah pasien hipertensi
mengalami penurunan produksi EDRF Endothelium-Derives Relaxing Factor atau juga
disebut Nitric Oxide.
0 comments:
Post a Comment